Laman

Rabu, 15 Juni 2011

(Sok Nge)Review: The Tarix Jabrix 3 (2011)

"lo gue kasih kesempatan untuk melawan bikers terbaik di Kota Bandung" - Cacing
Setelah sukses dengan The Tarix Jabrix dan The Tarix Jabrix 2, kini rumah produksi Starvision kembali merilis ‘adik’ dari film tersebut, yaitu The Tarix Jabrix 3 (TJ3). Film yang mempercayakan grup band The Changcuters untuk duduk di jajaran pemeran utama ini kembali disutradari oleh Iqbal Rais, yang juga menyutradari dua film sebelumnya.
The Tarix Jabrix 3
Sekilas Cerita (scenic)
Cacing (Tria Changcut) mendapatkan tugas dari perusahaan asuransi tempat ia bekerja untuk bernegosiasi dengan geng motor di Bandung, Road Devils, agar tidak lagi melakukan kerusuhan, sebab kerusuhan yang dilakukan Road Devils ini kerap menimbulkan korban sehingga klaim asuransi di tempat Cacing bekerja menumpuk. Cacing pun menyanggupinya, kemudian mengajak geng motornya, The Tarix Jabrix yang terdiri dari Cacing sendiri, Dadang (Erick Changcut), Mulder (Dipa Changcut), Ciko (Alda Changcut), dan Coki (Qibil Changcut). Berangkat lah mereka berlima ke Bandung.
Dadang, Coki & Ciko, Cacing, dan Mulder

Namun, negosiasi yang mereka harapkan ternyata tidak lah mudah. Mereka harus menang balapan dengan jenderal Road Devils, kalau mau permintaan mereka dituruti. Namun jika mereka kalah, The Tarix Jabrix harus menyerahkan jaket kebanggaannya. Dan, karena si Cacing kalah adu balapan, mobil kantor, uang kantor, jaket, dan harga diri mereka jatuh. Negosiasi pun tidak berhasil. Perjuangan untuk bernegosiasi dan mengembalikan harga diri mereka pun semakin berat. Berhasilkah?
Menghadapi Melly, jenderal Road Devils

Sudut Pandang Saya (morning)
Meskipun belum nonton The Tarix Jabrix dan The Tarix Jabrix 2 *ups ketahuan*, menonton The Tarix Jabrix 3 ini tidak membuat saya bertanya-tanya, karena jalan cerita yang independen dan tidak terlalu terkait dengan film sebelumnya. Saya lumayan menikmati alur cerita yang mengalir ringan dan tidak terlalu berat, serta suguhan lelucon-lelucon yang lumayan menghibur, meskipun ada beberapa lelucon yang tampaknya harus berusaha lebih keras lagi agar dapat membuat saya ketawa.

Dari segi akting, ada beberapa di mana para personel The Changcuters ini masih terlihat agak sedikit kaku, padahal mereka sudah melalui ‘ujian’ di dua film sebelumnya. Namun hal ini tidak terlalu mengganggu keseluruhan film. Duet yang katanya si Kembar Ciko dan Coki menjadi sumber lelucon yang cukup menghibur. Karatker Coki dan Ciko yang polos diperankan pas oleh Alda dan Qibil.

Yang juga menjadi bintang di sini adalah Olivia Jensen yang memerankan Melly, jenderal Road Devils. Aura seorang jenderal geng motor terpancar dari raut wajah yang cukup ‘ganas’ tapi tetep cantik. Akting para pemeran pendukung lainnya pun pas untuk peran-peran yang mereka mainkan. Beberapa pemain senior seperti Dede Yusuf juga ikut ambil bagian dalam film ini.

Pesan yang ingin disampaikan film ini secara umum tampaknya cukup pas dengan kondisi saat ini, di mana banyak geng-geng motor yang menimbulkan keresahan dan keributan. Film ini selah memberitahukan kepada geng-geng motor tersebut bahwa masih banyak hal-hal positif yang bisa dilakukan geng-geng motor itu dibanding hanya melakukan keributan, balap liar, dan sebagainya.

Adegan-Adegan Paling
1.       Kocak (haha)
Coki dan Ciko mencium pipi Cacing yang baru saja dicium oleh Melly, sehingga merusak suasana romantis.

2.      Membingungkan (eyeroll)
gempa bumi yang terjadi di sekitar area balapan The Tarix Jabrix dan Road Devils yang tidak seberapa, tapi kerusakan di kampung sebelahnya seperti habis terjadi tsunami.
3.      Bagus latarnya (hassle)
Saat Cacing ngedate dengan Melly, pemandangan Gunung Tangkuban Parahu.

Keseluruhan (code_okok)
7.5/10 (menurut saya loh, ya)
Ternyata yang baju garis-garis merah itu Sutradaranya (ninja)